LEMBAR PENGESAHAN
KUNJUNGAN INDUSTRI P3GI
SMK NEGERI 5 SURABAYA
TAHUN AJARAN 2014
- 2015
Dengan ini kami selaku guru pembimbing menyetujui dan mengesahkan laporan yang
disusun oleh :
Nama
: Akromatus Safitri
Kelas
:
XII KI I
No.
Absen : 05
No.
Induk : 15107
Bidang
Keahlian : Kimia
Program
Keahlian : Kimia Industri
|
||||
|
||||
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah
SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan dengan
judul
KUNJUNGAN
INDUSTRI
P3GI (PUSAT PENELITIAN PERKEBUNAN
GULA INDUSTRI)
Laporan ini berisi informasi mengenai P3GI dan proses pembuatan gula tebu mini. Sekaligus juga dilengkapi dengan dokumentasi dan
keterangan-keterangan nonverbal
untuk memperjelas para pembaca dalam memahami setiap pembahasan dalam laporan ini.
Kami sadar bahwa laporan ini memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon para pembaca bersedia memberi kritik &
saran yang membangun demi kesempurnaan pada penyusunan laporan selanjutnya.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam laporan ini. Dan kami
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut membantu dalam
penyusunan laporan ini.
Surabaya,1 Desember 2014
penyusun
Daftar Isi
-
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
-
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
-
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv
-
DAFTAR ISI .............................................................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 6
1.1
Latar
Belakang…............................................................................................. 6
1.2
Tujuan Kegiatan.............................................................................................. 8
1.3
Manfaat Kegiatan ................................................................................. 8
BAB II.
PROFIL P3GI ……………………............................................................................. 9
BAB
III. PENGERTIAN GULA ……………………………..…………................................. 19
BAB IV.
URAIAN PROSES PEMBUATAN GULA........................................................ 23
4.1 PROSES
PEMBUATAN GULA P3GI............................................................. 23
4.2 PROSES
PEMBUATAN GULA UMUMNYA…………………...................... 24
4.3 LAMPIRAN........................................................................................................... 31
BAB V. PENUTUP ............................................................................................................ 35
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………................
35
5.2 Saran
dan Kritik………………………………………………………….............. 35
DAFTAR
PUSTAKA
........................................................................................................... 36
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada
saat ini trend sekolah SMK atau kejuruan sangatlah besar di masyarakat
Indonesia. Pemerintah dalam setiap kesempatan selalu berusaha untuk mendorong masyarakat untuk
menempah pendidikan di sekolah SMK atau kejuruan. Karena SMK dianggap mampu menjawab
permasalahan ekonomi dan ketanagakerjaan di Indonesia ini. Siswa yang menempa
pendidikan di bangku SMK memiliki tiga kesempatan yaitu :
1. Memilih
untuk langsung bekerja sesuai dengan kompetensi keahlian
2. Meneruskan
Kuliah atau pendidikan di tingkat selanjutnya
3. Berwirausaha
sesuai dengan bakat dan keahlian yang sudah diasah
Dengan
tiga peluang itu siswa SMK sangat berpeluang besar untuk berkembang dan dapat
meningkatkan perekonomian, dan dapat mengatasi masalah ketanagakerjaan yang
sangat rumit di Indonesia ini.
Pada
saat ini tenaga kerja ahli dan memiliki ketrampilan sangatlah dibutuhkan oleh
berbagai Industri di Indonesia. Fakta menunjukan bahwa SDM dari Indonesia belum
mampu mengisi semua pekerjaan yang dibutuhkan, sehingga banyak industri yang
pada akhirnya memilih mempekerjakan tenaga asing (tenaga dari luar negara). Ini
menjadi sebuah kerugian tersendiri untuk masyarakat Indonesia, karena akan semakain
memperkecil lowongan pekerjaan yang ada di Indonesia.
SMK
Negeri 5 Surabaya merupakan salah satu sekolah kejuruan yang ada di Indonesia
yang memiliki sistem yang sangat baik. Di SMK Negeri 5 Surabaya pendidikan
ditempuh selama 4 Tahun dengan rincian 3
tahun awal digunakan untuk memperdalam materi kejuruan secara teori dan
laboratorium, dan di tahun keempat siswa dimatangkan dengan Prakerin atau On
the job training. Dengan sistem ini SMK negeri 5 Surabaya mampu mencetak siswa-siswa yang mempunyai keahlian
yang tinggi sehingga dapat memenuhi tuntutan dari berbagai industri. Dan dari
pengalaman selama ini banyak industri yang merasa puas dengan siswa lulusan SMK
Negeri 5 Surabaya, dan sangat berminat mempekerjakan siswa lulusan dari SMK
Negeri 5 Surabaya.
Selama
menempah pendidikan di SMK Negeri 5 Surabaya, siswa dibekali dengan berbagai
teori keahlian sesuai dengan jurusan yang ditekuni. Selain itu juga dibekali
dengan berbagai ketrampilan proses dengan melakukan berbagai praktikum yang
dapat menunjang pengembangan kemampuan. Namun karena siswa SMK Negeri 5
Surabaya adalah siswa yang diprioritaskan untuk siap langsung bekerja setelah
lulus maka siswa dituntut untuk mengetahui kondisi lapangan saat bekerja. Maka
sebelum melakukan prakerin atau On the Job Training siswa perlu dikenalkan
dengan kondisi industri yang
sesungguhnya, bukan hanya melalui teori namun juga pengenalan lapangan.
Sehingga diharapkan selama melakukan prakerin dapat langsung beradaptasi dengan
baik dan dapat menggali lebih banyak ketrampilan yang dibutuhkan kedepan. Untuk
itu perlu dilakukan sebuah observasi lingkungan industri yang langsung dan
nyata, dalam hal ini siswa SMK Negeri 5 Surabaya khususnya siswa jurusan Kimia Industri mewujudkannya dalam
program “KUNJUNGAN INDUSTRI”. Dengan program kunjungan industri ini diharapkan
kebutuhan siswa akan pengenalan lingkungan dapat terpenuhi.
Dalam
program ini tentu saja dibutuhkan sebuah lingkungan industri yang dapat
digunakan sebagai lingkungan observasi dan study. Setelah melakukan pengumpulan
data dan melakukan pembandingan, dan juga pengajuan proposal kegiatan, siswa
SMK Negeri 5 Surabaya jurusan Kimia Analis diterima dan diperkenankan melakukan
kunjungan industri di Pusat
Penelitian Perkebunan Gula Indonesia.
P3GI menjadi salah satu unit PT Riset Perkebunan
Nusantara (PT RPN), perusahaan swasta yang didirikan oleh PT Perkebunan Nusantara. Sampai
saat ini P3GI masih memiliki peran penting pada industri gula di Indonesia.Setelah melakukan kunjungan
industri pada tanggal 26 November 2014 untuk mendorong siswa dapat
bertanggung jawab akan tugas dan juga sebagai latihan peningkatan ketrampilan
maka siswa (termasuk penyusun didalamnya) memiliki kewajiban untuk membuat
sebuah laporan. Dan telah diwujudkan berupa laporan yang berjudul “LAPORAN
KUNJUNGAN INDUSTRI PUSAT
PENELITIAN PERKEBUNAN GULA INDONESIA”ini. Semoga dengan langkah
yang ditempuh ini akan dapat meningkatakan ketrampilan siswa-siswi SMK Negeri 5
Surabaya khususnya siswa kelas XII KI-1.
B.
TUJUAN KEGIATAN
Adapun
Tujuan pelaksanaan Kegiatan “KUNJUNGAN INDUSTRI” ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui dan mengenalkan bagaimana kondisi lapangan sebenarnya di industri
kepada siswa, sehingga dapat meningkatakan ketrampilan kerja.
2. Untuk
mengetahui bagaimana proses industri P3GI
3. Untuk
melatih dan meningkatkan ketrampilan siswa dalam membuat laporan dan penguasaan
teori dengan meneyelesaikan laporan kunjungan industri berupa makalah.
4. Untuk
meningkatkan hubungan baik yang sudah terjalin antara P3GI dengan SMK Negeri 5 Surabaya.
C.
MANFAAT KEGIATAN
Adapaun
manfaat Kegiatan “KUNJUNGAN INDUSTRI”
yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Dengan
terselenggaranya kegiatan ini diharapkan dapat memebantu siswa mengenali
kondisi lapangan di industri juga mampu meningkatkan ketrampilan proses yang
dimiliki dan telah di
ajarkan
di laboratorium.
2. Dengan
terselenggaranya kegiatan ini dapat melatih siswa untuk tanggung jawab dalam
bekerja dengan dimplementasikan pada penyusunan laporan kegiatan setelah
kunjungan industri.
3. Dan
semoga dengan terselesaikannya laporan ini dapat bermanfaat bagi para
pembacanya sehingga dapat menambah wawasan mengenai proses industri gula
disebuah pabrik.
BAB II
PROFIL PUSAT PERKEMBANGAN PERKEBUNAN GULA INDONESIA
(P3GI)
A. Profil P3GI
P3GI
adalah lembaga penelitian tebu tertua di Indonesia,didirikan di Pasuruan pada 9
Juli 1887 dengan nama Proefstation
Oost Java (POJ), pada masa kolonial
Belanda. Tahun
1930 P3GI menghasilkan “the wonder cane of the
world” (POJ-2878) dan dapat menyelamatkan industri gula dari serangan
penyakit “sereh” . Tahun 1957
P3GI diserahkan oleh Pemerintah
Belanda ke Pemerintah Indonesia dan diberi nama BP3G . Tahun
1987 BP3G
berganti nama menjadi P3GI
. Tahun 1996
P3GI adalah anggota dari Lembaga
Riset Perkebunan Indonesia milik Asosiasi
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia (APPPI) .
Tahun
2010 P3GI menjadi salah satu unit PT Riset Perkebunan
Nusantara (PT RPN), perusahaan
swasta yang didirikan oleh PT
Perkebunan Nusantara. Sampai
saat ini P3GI masih memiliki peran penting pada industri gula di Indonesia.
SDM (2014):
Jumlah
tenaga kerja 168 . 37 peneliti
dengan berbagai disiplin ilmu (on
farm dan off farm)
Stake holder :
Petani
tebu, Pabrik
Gula/Perusahaan Gula (BUMN
dan swasta) and
Pemerintah
Asset :
Lahan
&
bangunan (± 155 ha),
laboratorium
(14), experimental plant (1), green houses (9), kebun percobaan (7 lokasi), plasma nutfah tebu (± 5.000 aksesi)
Ø
Bisnis
Perusahaan
1. Menyediakan teknologi dan
rekomendasi kebijakan
2. Diseminasi teknologi
3. Layanan jasa penyelesaian masalah (problem solving)
4. Pengawalan produktivitas tebu
5. Studi kelayakan
6. Audit energi dan proses gula
Ø
Visi dan Misi Perusahaan
VISI : Menjadi
mitra yang handal bagi industri gula
melalui paket teknologi dan tenaga ahli, baik dalam upaya mencari terobosan
maupun pemecahan masalah.
MISI :
1. Mempelajari dan mencari upaya untuk menanggulangi
kendala dalam pembangunan bidang pergulaan Nasional
2. Mengidentifikasi
dan mengupayakan pemecahan masalah-masalah
yg dihadapi industri pergulaan dan
pabrik gula khususnya
3. Melakukan
kegiatan pengembangan dan pelayanan
kepada perusahaan gula, demi mencapai efektifitas kerja dan efisiensi pengelolaannya dalam arti
seluasnya
WILAYAH PENELITIAN :
- Pemuliaan
- Agronomi, ekologi & fisiologi
- Proteksi tanaman (hama, penyakit, gulma)
- Ilmu tanah
- Proses pengolahan gula
- Enjinering (alsintan dan pabrikasi)
- Hasil samping dan limbah
- Sosial ekonomi

Ø Produk
Perusahaan



PENGELOLAAN VARIETAS

•
Potensi
hasil tebu
•
Rendemen
•
Karakteristik
kemasakan dan ketahanan terhadap penyakit
•
Rekomendasi: menanam 6-7 varieties per PG
Ø Produk
lain yang di produksi
1.
HALEI ® (Pupuk Majemuk)



2. SiPlus® (PUPUK SILIKAT)

3. TEBU PLUS®
(Pupuk Hayati)

Kandungan:
§
Beberapa
spesies bakteri penambat N (Gluconacetobacter
diazotrophicus, Azospirillum sp., Klebsiella sp.)
§
Phosphate
dissolving bacteria (Pseudomonas
sp.)
§
Phytohormone
Karakteristik
•
Mikroba
dapat hidup dalam sel tebu tanpa dampak patogenik
•
Mempunyai
agen hayati murni sampai dengan 100% dan dapat disimpan sampai dengan 2 tahun
tanpa penurunan viabilitas
•
Aman
untuk binatang, manusia dan tanaman karena produk yang ramah lingkungan
Keuntungan
•
Menurunkan
penggunaan pupuk N
•
Meningkatkan
protas dan gula
•
Memperbaiki
biosfer tanah
Ø Teknologi
yang di hasilkan
1. Serodiagnosis untuk deteksi dini RSD
Mendeteksi RSD secara cepat
dan akurat
Diaplikasikan pada:
a. Monitoring
penyakit
b. Sertifikasi
benih
c. Uji
ketahanan




2. MIST ELIMINATOR


·
Mengurangi
kehilangan gula pada evaporator
·
Mengurangi polusi
dalam air kondensor
3. Technology
untuk menghemat air & aman lingkungan

Mikroorganisme
:
Thermofilik
Kemampuan reduksi : 90 %
COD load : 4687
g/m3/d
Kegunaan :
ü Menghindari
akumulasi polutan dari air kondensor
ü
Menghindari keasaman air proses dankerusakan alat
ü
Sirkusi air kondensor dapat dilakukan lebih
dari 90 %
tanpa polusi dan masalah keasaman
4. Teknologi
untuk mengelola limbah cair PG (Sistem Aerasi Lanjut (SAL)

Spesifikasi
:
Mengurangi agen polutan organik dalam sistem lagoon aerasi &
kolam konvensional dengan menggunakan mikroorganisme INOLA (sistem
terbuka)
Keuntungan : Mengurangi
COD and BOD sampai dengan 95 %
5. CORE SAMPLER
Terdiri dari:
o
Core Sampler
o
Shreeder
o
Hydraulic Press
Keuntungan:
§
Pengambilan sample tebu individu di atas
truk
§
Mendistribusikan rendemen secara adil
berdasarkan kuantitas dan kualitas tebu
§
Meningkatkan suplai tebu berkualitas ke PG
§
Tidak mengganggu kapasitas giling


6. BIOSIDA
•
Non oksidasi biosida (tidak menyebabkan
korosif)
•
Inhibitasi pertumbuhan mikroorganisme dalam
nira tebu
•
Menurunkan kehilangan gula
•
Meningkatkan kebersihan gilingan
•
Ø
Pelayanan jasa
1. PERFORMANCE TEST PABRIK GULA

Spesifikasi:
Audit stasiun energi, stasiun gilingan, stasiun
pemurnian dan stasiun masakan
Keuntungan:
Menentukan
efisiensi boiler, gilingan dan proses
2. STUDI
KELAYAKAN
1. Membangun PG baru
2. Pabrik Bio
Ethanol
3. Pabrik gula rafinasi
4. Peningkatan kapasitas pabrik gula
5. Rehabilitasi PG
6. Pengembangan energi PG
Keuntungan:
v
Menentukan kelayakan teknik dan finansial
3. ANALISIS
DAN KALIBRASI
1. Analisa tanah, daun dan pupuk
2. Analisa produk PG (gula & tetes)
3. Analisa hasil proses, hasil samping PG
4.
Analisa limbah PG
5. Kalibrasi peralatan laboratorium
6. Kalibrasi peralatan pengendali proses PG
Keuntungan:
v
Kualitas hasil
& bahan untuk produksi terkendali
v
Akurasi pengukuran
peralatan
4. JASA
SUPERVISI & KONSULTATIF
1. Penyiapan business plan perusahaan
2. Teknologi budidaya
3. Proses pengolahan gula
Keuntungan:
v
Perusahaan dapat menyusun rencana lebih riil
v
Teknologi dapat diterapkan optimal
v
Produktivitas dapat ditingkatkan
5. PELATIHAN
TEKNIS
1. Varietas dan bahan tanam
2. Sistem budidaya tebu
3. Hama dan penyakit
4. Manajemen tebang, muat, angkut
5. Proses masak gula
6. Proses pembuatan Ethanol
7. Pengelolaan limbah
8. Analisa usahatani tebu
9. Dinamika kelompok tani
Keuntungan:
v
Diseminasi teknologi baru
BAB
III
PENGERTIAN
GULA
Sumber gula di
Indonesia sejak masa lampau adalah cairan bunga (nira) kelapa atau enau, serta cairan batang tebu. Tebu
adalah tumbuhan asli dari Nusantara, terutama di bagian timur.
Ketika orang-orang Belanda mulai membuka koloni di Pulau Jawa kebun-kebun tebu monokultur mulai dibuka oleh tuan-tuan
tanah pada
abad ke-17, pertama di sekitar Batavia, lalu berkembang ke arah timur.
Puncak kegemilangan perkebunan tebu
dicapai pada tahun-tahun awal 1930-an, dengan 179 pabrik pengolahan dan
produksi tiga juta ton gula per tahun[1]. Penurunan harga gula akibat krisis ekonomi merontokkan
industri ini dan pada akhir dekade hanya tersisa 35 pabrik dengan produksi 500
ribu ton gula per tahun. Situasi agak pulih menjelangPerang Pasifik, dengan 93 pabrik dan prduksi 1,5 juta ton. Seusai Perang Dunia II, tersisa 30 pabrik aktif. Tahun 1950-an menyaksikan
aktivitas baru sehingga Indonesia menjadi eksportir netto. Pada tahun 1957
semua pabrik gula dinasionalisasi dan pemerintah sangat meregulasi industri
ini. Sejak 1967 hingga sekarang Indonesia kembali menjadi importir gula.
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi
sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan
dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan
untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atauminuman. Gula sederhana,
seperti glukosa (yang diproduksi dari
sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan
oleh sel.
Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula, atau aren. Meskipun demikian, terdapat sumber-sumber gula minor
lainnya, seperti kelapa. Sumber-sumber pemanis lain, seperti umbi dahlia, anggur, atau bulir jagung, juga menghasilkan semacam pemanis
namun bukan tersusun dari sukrosa sebagai komponen utama. Proses untuk
menghasilkan gula mencakup tahap ekstraksi (pemerasan) diikuti dengan pemurnian
melalui distilasi (penyulingan).
Negara-negara penghasil gula terbesar
adalah negara-negara dengan iklim hangat seperti Australia, Brasil, dan Thailand. Hindia-Belanda (sekarang Indonesia)
pernah menjadi produsen gula utama dunia pada tahun 1930-an, namun kemudian
tersaingi oleh industri gula baru yang lebih efisien. Pada tahun 2001/2002 gula
yang diproduksi di negara
berkembang dua kali lipat lebih banyak
dibandingkan gula yang diproduksi negara maju. Penghasil gula terbesar adalah Amerika Latin, negara-negara Karibia, dan negara-negara Asia Timur.
Lain halnya dengan gula bit yang
diproduksi di tempat dengan iklim yang lebih sejuk seperti Eropa Barat Laut dan Timur,
Jepang utara, dan beberapa daerah di Amerika Serikat, musim penumbuhan bit
berakhir pada pemanenannya di bulan September. Pemanenan dan pemrosesan
berlanjut sampai Maret di beberapa kasus. Lamanya pemanen dan pemrosesan
dipengaruhi dari ketersediaan tumbuhan, dan cuaca. Bit yang telah dipanen dapat
disimpan untuk di proses lebih lanjut, namum bit yang membeku tidak bisa lagi
diproses.
Pengimpor gula terbesar adalah Uni Eropa (UE). Peraturan pertanian
di UE menetapkan kuota maksimum produksi dari setiap anggota sesuai dengan
permintaan, penawaran, dan harga. Sebagian dari gula ini adalah gula
"kuota" dari industry levies, sisanya adalah gula
"kuota c" yang dijual pada harga pasar tanpa subsidi. Subsidi-subsidi tersebut danpajak impor yang tinggi membuat
negara lain susah untuk mengekspor ke negara negara UE, atau bersaing dengannya
di pasar dunia. Amerika Serikat menetapkan harga gula tinggi untuk mendukung
pembuatnya, hal ini mempunyai efek samping namun, banyak para konsumen beralih
ke sirup
jagung (pembuat minuman) atau pindah dari
negara itu (pembuat permen)
Pasar
gula juga diserang oleh harga sirup glukosa yang murah. Sirup tersebut di
produksi dari jagung (maizena), Dengan mengkombinasikannya dengan pemanis
buatan pembuat minuman dapat memproduksi barang dengan harga yang sangat murah.
Kimia Gula
Secara
kimiawi gula sama dengan karbohidrat, tetapi umumnya pengertian gula mengacu
pada karbohidrat yang memiliki rasa manis, berukuran kecil dan dapat larut.
Kata gula pada umumnya digunakan sebagai padanan kata untuk sakarosa (sukrosa).
Pada bagian ini pengertian gula mengacu pada karbohidrat yang memiliki rasa
manis, berukuran kecil dan dapat larut (dalam air).
Rasa
manis yang biasa dijumpai pada tanaman terutama disebabkan oleh tiga jenis
gula, yaitu sakarosa, fruktosa dan glukosa. Gula-gula ini berada secara
sendiri-sendiri ataupun dalam bentuk campuran satu dengan yang lain. Madu
merupakan larutan yang terdiri dari glukosa, fruktosa dan sakarosa dalam air,
dengan komposisi sekitar 80% gula dan 20% air. Komposisi sesungguhnya sangat
tergantung pada asal tanaman. Dalam pembuatan bir, pati (karbohidrat berukuran
besar yang tidak manis) dari biji-bijian terpecah menjadi karbohidrat yang
berukuran lebih kecil, salah satunya adalah gula malt (maltosa) yang memiliki
sedikit rasa manis.
Satu-satunya
gula utama yang dihasilkan oleh hewan adalah laktosa, yaitu gula yang terdapat
dalam semua susu hewan. Seluruh gula yang dicerna oleh hewan akan diubah di
dalam hati menjadi glukosa, oleh karena itu gula di dalam darah hewan (dengan
kata lain di dalam daging) adalah glukosa. Karena laktosa memiliki tingkat
kemanisan yang lebih rendah dibandingkan fruktosa dan sakarosa, susu tidak memiliki
rasa manis, meskipun kadar gulanya cukup tinggi (4,5% pada susu sapi, 7% pada
ASI).
Selain
lima jenis gula utama ini, terdapat ratusan jenis karbohidrat berukuran kecil
lainnya yang terdapat pada tanaman dan susu, tetapi tidak satupun yang berasa sangat
manis dan menarik secara komersial.
Gula
|
Struktur
|
Tingkat kemanisan dibandingkan
dengan sakarosa
|
Sakarosa
(glukosa + fruktosa) |
![]() |
100%
|
Glukosa
|
![]() ![]() |
74%
|
Fruktosa
|
![]() ![]() |
173%
|
Maltosa
(glukosa + glukosa) |
![]() |
33%
|
Laktosa
(galaktosa + glukosa) |
![]() |
16%
|
Lebih
jauh tentang kimiawi karbohidrat dapat dilihat pada topik Karbohidrat (sedang
dalam tahap penyusunan)
BAB
IV
PROSES
PEMBUATAN GULA
A. PROSES PEMBUATAN GULA DI PABRIK MINI
P3GI
·
Stasiun gilingan :
untuk memerah nira tebu
·
Stasiun Pemurnian :
untuk membuang zat non gula
·
Stasiun Penguapan :
untuk menghangatkan nira
·
Stasiun Masakan :
untuk pembuatan kristal gula
·
Stasiun Penyelesaian
: untuk memisahkan gula dari masakan induk.
·

|

|


B. PROSES PEMBUATAN GULA DI PABRIK PADA
UMUMNYA
PENGIRIMAN DAN PENIMBANGAN TEBU
Tebu
dari kebun dikirim ke pabrik menggunakan beberapa model angkutan : trailer
(tebu urai), truk bak dan truk loss bak (tebu ikat), melewati jembatan timbang
dengan sistem komputerisasi untuk pengambilan data berat kotor, nomor petak,
lokasi, jenis tebang, nama pelaksana tebang dan jam ditebang (kesegaran).
Selanjutnya, truk dan trailer yang telah dibongkar, meninggalkan pabrik
melewati jembatan timbang keluar untuk pengambilan data berat kendaraan kosong.



Ruang pusat kendali unit preparasi Timbangan tebu
dan ekstraksi
PENGENDALIAN OPERASIONAL PERALATAN PABRIK
Pengendalian
peralatan pabrik pada masing-masing stasiun melalui ruang pusat kendali yang
ditempatkan pada posisi paling leluasa bagi operator untuk memonitor aktivitas
dan berhubungan dengan petugas jaga peralatan di lapangan. Pada bagian tertentu
yang tidak memungkinkan bagi operator melihat langsung secara visual,
dilengkapi dengan kamera CCTV dari pusat ruang kendali. Sistem pengendalian
menggunakan programmable logic
control (PLC) dipadukan dengan supervisory system sebagai piranti kendali dan informasi
data trending.

Pelataran tebu dan peralatan penanganan tebu
PENANGANAN TEBU
Berbagai
peralatan bongkar (unloading) tebu
dipasang menyesuaikan dengan model angkutan yang ada, tebu yang diangkut
menggunakan trailer dibongkar menggunakan side unloader yang terpasang pada 2 unit gantry crane, selanjutnya Hydraulic cane grab pada gantry crane bekerja menumpuk dan
mengumpan pada cross cane
carrier.
Wheel loader disamping digunakan untuk membongkar dan menumpuk tebu loss bak di pelataran juga dipergunakan sebagai sarana pengumpan dan perata pada main cane carrier. Untuk meningkatkan kapasitas umpan langsung padamain cane carrier , tahun 2001 dipasang 1 unit cane feeder table yang dilengkapi dengan hydraulic cane lifter yang dapat melayani tebu yang diangkut dengan trailer dan hydraulic truck tippler untuk melayani truk bak ataupun truk loss bak.
Wheel loader disamping digunakan untuk membongkar dan menumpuk tebu loss bak di pelataran juga dipergunakan sebagai sarana pengumpan dan perata pada main cane carrier. Untuk meningkatkan kapasitas umpan langsung padamain cane carrier , tahun 2001 dipasang 1 unit cane feeder table yang dilengkapi dengan hydraulic cane lifter yang dapat melayani tebu yang diangkut dengan trailer dan hydraulic truck tippler untuk melayani truk bak ataupun truk loss bak.


Pengisian dan preparasi tebu
PREPARASI TEBU
Sebelum
tebu diperah pada unit gilingan, terlebih dahulu dilakukan preparasi untuk
membuka sel-sel tebu, tebu diumpankan kedalam 1st. main cane carrierdari cross carrier #1, cross carrier #2 dan Feeder table diangkut menuju
unit mesin pemotong pertama (1st.
cane cutter), kemudian dengan 2nd. elevating cane carrier menuju unit pemotong tebu
kedua (2nd. cane cutter), dan
selanjutnya menggunakan unit heavy
duty shredder hammer tebu dihancurkan. Tingkat open cell yang dicapai pada unit
preparasi ini 90.92%.

Stasiun gilingan
EKSTRAKSI NIRA
Tahap
pertama pengolahan adalah ekstraksi jus atau sari tebu. Di kebanyakan pabrik,
tebu dihancurkan dalam sebuah serial penggiling putar yang berukuran besar.
Cairan tebu manis dikeluarkan dan serat tebu dipisahkan, untuk selanjutnya
digunakan di mesin pemanas (boiler).
Di lain pabrik, sebuah diffuser digunakan
seperti yang digambarkan pada pengolahan gula bit. Jus yang dihasilkan masih
berupa cairan yang kotor: sisa-sisa tanah dari lahan, serat-serat berukuran
kecil dan ekstrak dari daun dan kulit tanaman, semuanya bercampur di dalam
gula.


Boiler dan pembangkit tenaga listrik
BOILER DAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
3
unit boiler dengan kapasitas terpasang masing-masing : No.1 = 120 ton/jam; No.2
= 80 ton/jam; dan No.3 = 120 ton/jam dengan tekanan kerja masing masing
20kg/cm2G. Energi potensial uap yang dibangkitkan digunakan untuk menggerakkan
3 buah back pressure turbo-alternator yang
masing masing mampu membangkitkan tenaga listrik sebesar 5MW, juga digunakan
untuk menggerakkan turbin uap penggerak unit preparasi (cane cutter dan shredder)dan unit
ekstraksi (gilingan). Pada masa tidak giling (off-season) 1 unit boiler tetap beroperasi dan
memanfaatkan bahan bakar (ampas tebu) kelebihan dari masa giling untuk melayani
kebutuhan uap penggerak turbine
generator dalam memenuhi kebutuhan listrik perumahan divisi I s/d
divisi VI, perkantoran,maintenance peralatan
di pabrik dan pompa irigasi pertanian.


Clarifier dan Vacuum filter
PEMURNIAN
Pemisahan
kotoran dilakukan dalam bejana pengendap single tray SRI clarifier ( yang telah
dimodifikasi menjadi perforated
clarifier ) yang merupakan rangkaian tahapan pengaturan suhu, pH,
waktu dan penambahan bahan pembantu (susu kapur, gas belerang dan flokulan).
Tingkat kekeruhan(turbidity) nira
yang dicapai pada level 70 - 100 derajat NTU. Endapan kotoran dari clarifier
dicampur dengan bagacillo kemudian
ditapis menggunakan 6 buah vacuum
filter menghasilkan limbah padat berupa blotong (filter cake)yang kemudian dikirim
kembali ke kebun sebagai pupuk organik.

Evaporator
PENGUAPAN (EVAPORATION)
Proses
pengentalan nira jernih dilaksanakan dengan bejana penguap(evaporator). Guna meminimalisasikan
kebutuhan uap, stasiun evaporatordirancang
dengan konsep maximum vapour
bleed. Bejana (evaporator)disusun
dengan sistem quintuple
effect yang terdiri dari sembilan buah bejana jenis Roberts. Uap
dari badan pertama digunakan sebagai media pemanas badan kedua, pan
kristalisasi "A" dan bejana pemanas nira tersulfitir. Uap dari badan
dua digunakan untuk media pemanas pada pan kristalisasi "C".
Evaporator dibersihkan secara periodik setiap dua minggu sekali dengan cara kimiawi
selama 12 jam. Brix nira kental dijada pada level 52-55%.


Vacuum Pans
KRISTALISASI
Kristal
gula dibuat dalam Vacuum Pans melalui
proses pembesaran kristal hingga mencapai ukuran yang dikehendaki dengan cara
memasukkan nira kental (syrup),
gula leburan, molasses kedalam pans pada kondisi temperatus dan vacuum yang
terkendali. Hasil resultan dari kristalisasi adalah berupamassecuite (campuran kristal
gula dengan molasses). Tingkatan masak (kristalisasi) dilaksanakan dengan
sistem ABC. Kristalisasi untuk "A" dan "B"Massecuite dikerjakan dengan
menggunakan batch pan yang
dilengkapi dengan pengaduk, sedangkan untuk "C" massecuite dikerjakan
dengan continous pan. Nira
kental, leburan gula "B" dan "C" sebagai bahan masakan
"A" massecuite.
Bahan masakan "B" massecuite berasal
dari "A" molasses dan nira kental. Bahan masakan "C" massecuite berasal dari
"B" molasses dan bibitnya menggunakan "A" molasses.


Batch centrifugal dan Continuous centrifugal

PEMISAHAN KRISTAL GULA DAN MOLASSES
Bila
satu siklus proses masak pembesaran kristal telah selesai, massecuite darivacuum pans kristalisasi
dituangkan kedalam strike
receiver sambil melanjutkan pertumbuhannya. Kristal gula dipisahkan
dari molasses menggunakan sebuah basket berlubang yang diputar sampai pada
kecepatan tertentu sehingga molasses terlepas dari kristal gula akibat gaya
sentrifugal(centrifugals machine).
Pemisahan "A" massecuite menggunakan batch centrifugals menghasilkan
kristal gula SHS (produk) dan "A" moolasses. Pemisahan
"B" massecuite menggunakan continuous centrifugals menghasilkan
gula "B" dan "B" molasses, pemisahan "C" massecuite menggunakan continuous centrifugals menghasilkan
gula "C" dan final
molasses.


Pengemasan
PENANGANAN DAN PENGEMASAN PRODUK
Setelah
proses pemisahan kristal gula produk (SHS) dikondisikan melalui sebuah
unit fluidized bed vibrating
cooler dengan maksud untuk menurunkan tingkat kelembaban serta
meningkatkan kualitas penyimpanan, kemudian dilakukan pemilahan ukuran butiran
menggunakan vibrating screen.
Kristal gula kemudian ditampung dalam sugar bin untuk selanjutnya dilakukan penimbangan dan
pengemasan. Sensor pengirim sinyal bobot pada timbangan digunakan jenis load cell. Untuk menjamin keakuratan
berat kristal dalam kemasan, mekanisme kerja mesin timbangan dan pengemasan
bekerja secara integral yang dikendalikan secara otomatis. Setiap informasi
penyimpangan terekam dan secara otomatis sistem memberi peringatan.
LAMPIRAN (FOTO)
§
PENUTUP
Kesimpulan
Semoga dengan adanya “LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI” ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu saya dalam penyusunan laporan ini. Saya meminta maaf atas segala
kekurangan di laporan ini, baik dalam segi hal penulisan maupun dalam hal lain
yang kurang jelas. Dari serangkaian materi dalam kunjungan industri kami yang
diberikan oleh para pembimbing memberi manfaat bagi diantaranya :
· Wawasan saya bertambah luas
·
Banyak hal baru yang
saya dapatkan di industrI Penelitian gula tersebut
· Semua materi yang telah saya dapatkan dapat menjadi
bekal kami dalam menghadapi dunia kerja atau industri suatu hari nanti
Demikian,
diharapkan siswa menjadi terampil dan memiliki sikap disiplin serta semangat
yang tinggi jika sudah terjun di dunia industri.
Saran dan Kritik
Saya menyadari bahwa kami sebagai murid masih jauh dari
kesempurnaan. Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mengerjakan
semua materi dan praktek yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya. Oleh
karena itu, saya mohon kesabaran dalam pemberian materi dari para pembimbing
agar kami lebih bisa memahami serta dapat mengerjakan materi dan praktek
selanjutnya dengan baik.
Penyusun
Akromatus Safitri
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar
komentarinn yaa=D