Kamis, 04 Desember 2014

laporan kunir fotone akeh seng gk muncul kakeannn...



LEMBAR PENGESAHAN
KUNJUNGAN INDUSTRI P3GI
SMK NEGERI 5 SURABAYA
TAHUN AJARAN 2014 - 2015

Dengan ini kami selaku guru pembimbing  menyetujui dan mengesahkan laporan yang disusun oleh :
Nama                               : Akromatus Safitri
Kelas                               : XII KI I
No. Absen                        : 05
No. Induk                        : 15107
Bidang Keahlian                : Kimia
Program Keahlian                 : Kimia Industri








Kaprog. Kimia Industri



Drs. Eko Budi Purnomo
NIP : 19630904 199403 1 003
 

Wali Kelas



Ferdiana, S.Pd
NIP : 19721113 200801 2 008
 

 













KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan dengan judul
KUNJUNGAN INDUSTRI
P3GI (PUSAT PENELITIAN PERKEBUNAN GULA INDUSTRI)
Laporan ini berisi informasi mengenai P3GI dan proses pembuatan gula tebu mini. Sekaligus juga dilengkapi dengan dokumentasi dan keterangan-keterangan nonverbal untuk memperjelas para pembaca dalam memahami setiap pembahasan dalam laporan ini.
Kami sadar bahwa laporan ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon  para pembaca bersedia memberi kritik & saran yang membangun demi kesempurnaan pada penyusunan laporan selanjutnya. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam laporan ini. Dan kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan ini.
 Surabaya,1 Desember 2014
 penyusun


Daftar Isi

-          HALAMAN JUDUL          ................................................................................................            i
-          LEMBAR PENGESAHAN            ..................................................................................           iii
-          KATA PENGANTAR        ................................................................................................            iv
-          DAFTAR ISI         ..............................................................................................................  v
BAB I. PENDAHULUAN        ...............................................................................................      6
1.1 Latar Belakang….............................................................................................     6
1.2 Tujuan Kegiatan..............................................................................................     8
1.3 Manfaat Kegiatan         .................................................................................     8
BAB II. PROFIL P3GI …………………….............................................................................     9
BAB III. PENGERTIAN GULA ……………………………..………….................................     19
BAB IV. URAIAN PROSES PEMBUATAN GULA........................................................     23
4.1  PROSES PEMBUATAN GULA P3GI.............................................................     23
4.2  PROSES PEMBUATAN GULA UMUMNYA…………………......................     24
4.3  LAMPIRAN...........................................................................................................     31
BAB V. PENUTUP   ............................................................................................................      35
5.1  Kesimpulan………………………………………………………………................       35
5.2  Saran dan Kritik…………………………………………………………..............       35
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................      36



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pada saat ini trend sekolah SMK atau kejuruan sangatlah besar di masyarakat Indonesia. Pemerintah dalam setiap kesempatan selalu  berusaha untuk mendorong masyarakat untuk menempah pendidikan di sekolah SMK atau kejuruan. Karena SMK dianggap mampu menjawab permasalahan ekonomi dan ketanagakerjaan di Indonesia ini. Siswa yang menempa pendidikan di bangku SMK memiliki tiga kesempatan yaitu :
1.    Memilih untuk langsung bekerja sesuai dengan kompetensi keahlian
2.    Meneruskan Kuliah atau pendidikan di tingkat selanjutnya
3.    Berwirausaha sesuai dengan bakat dan keahlian yang sudah diasah
Dengan tiga peluang itu siswa SMK sangat berpeluang besar untuk berkembang dan dapat meningkatkan perekonomian, dan dapat mengatasi masalah ketanagakerjaan yang sangat rumit di Indonesia ini.
Pada saat ini tenaga kerja ahli dan memiliki ketrampilan sangatlah dibutuhkan oleh berbagai Industri di Indonesia. Fakta menunjukan bahwa SDM dari Indonesia belum mampu mengisi semua pekerjaan yang dibutuhkan, sehingga banyak industri yang pada akhirnya memilih mempekerjakan tenaga asing (tenaga dari luar negara). Ini menjadi sebuah kerugian tersendiri untuk masyarakat Indonesia, karena akan semakain memperkecil lowongan pekerjaan yang ada di Indonesia.
SMK Negeri 5 Surabaya merupakan salah satu sekolah kejuruan yang ada di Indonesia yang memiliki sistem yang sangat baik. Di SMK Negeri 5 Surabaya pendidikan ditempuh selama 4 Tahun dengan  rincian 3 tahun awal digunakan untuk memperdalam materi kejuruan secara teori dan laboratorium, dan di tahun keempat siswa dimatangkan dengan Prakerin atau On the job training. Dengan sistem ini SMK negeri 5 Surabaya mampu  mencetak siswa-siswa yang mempunyai keahlian yang tinggi sehingga dapat memenuhi tuntutan dari berbagai industri. Dan dari pengalaman selama ini banyak industri yang merasa puas dengan siswa lulusan SMK Negeri 5 Surabaya, dan sangat berminat mempekerjakan siswa lulusan dari SMK Negeri 5 Surabaya.
Selama menempah pendidikan di SMK Negeri 5 Surabaya, siswa dibekali dengan berbagai teori keahlian sesuai dengan jurusan yang ditekuni. Selain itu juga dibekali dengan berbagai ketrampilan proses dengan melakukan berbagai praktikum yang dapat menunjang pengembangan kemampuan. Namun karena siswa SMK Negeri 5 Surabaya adalah siswa yang diprioritaskan untuk siap langsung bekerja setelah lulus maka siswa dituntut untuk mengetahui kondisi lapangan saat bekerja. Maka sebelum melakukan prakerin atau On the Job Training siswa perlu dikenalkan dengan  kondisi industri yang sesungguhnya, bukan hanya melalui teori namun juga pengenalan lapangan. Sehingga diharapkan selama melakukan prakerin dapat langsung beradaptasi dengan baik dan dapat menggali lebih banyak ketrampilan yang dibutuhkan kedepan. Untuk itu perlu dilakukan sebuah observasi lingkungan industri yang langsung dan nyata, dalam hal ini siswa SMK Negeri 5 Surabaya khususnya siswa jurusan Kimia Industri mewujudkannya dalam program “KUNJUNGAN INDUSTRI”. Dengan program kunjungan industri ini diharapkan kebutuhan siswa akan pengenalan lingkungan dapat terpenuhi.
Dalam program ini tentu saja dibutuhkan sebuah lingkungan industri yang dapat digunakan sebagai lingkungan observasi dan study. Setelah melakukan pengumpulan data dan melakukan pembandingan, dan juga pengajuan proposal kegiatan, siswa SMK Negeri 5 Surabaya jurusan Kimia Analis diterima dan diperkenankan melakukan kunjungan industri di Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia.
P3GI menjadi salah satu unit PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN), perusahaan swasta yang didirikan oleh PT Perkebunan Nusantara. Sampai saat ini P3GI masih memiliki peran penting pada industri gula di Indonesia.Setelah melakukan kunjungan industri  pada tanggal 26 November 2014 untuk mendorong siswa dapat bertanggung jawab akan tugas dan juga sebagai latihan peningkatan ketrampilan maka siswa (termasuk penyusun didalamnya) memiliki kewajiban untuk membuat sebuah laporan. Dan telah diwujudkan berupa laporan yang berjudul “LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI PUSAT PENELITIAN PERKEBUNAN GULA INDONESIA”ini. Semoga dengan langkah yang ditempuh ini akan dapat meningkatakan ketrampilan siswa-siswi SMK Negeri 5 Surabaya khususnya siswa kelas XII KI-1.



B.  TUJUAN KEGIATAN
Adapun Tujuan pelaksanaan Kegiatan “KUNJUNGAN INDUSTRI”  ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui dan mengenalkan bagaimana kondisi lapangan sebenarnya di industri kepada siswa, sehingga dapat meningkatakan ketrampilan kerja.
2.    Untuk mengetahui bagaimana proses industri P3GI
3.    Untuk melatih dan meningkatkan ketrampilan siswa dalam membuat laporan dan penguasaan teori dengan meneyelesaikan laporan kunjungan industri berupa makalah.
4.    Untuk meningkatkan hubungan baik yang sudah terjalin antara P3GI dengan SMK Negeri 5 Surabaya.

C.  MANFAAT KEGIATAN
Adapaun manfaat Kegiatan “KUNJUNGAN INDUSTRI”  yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1.    Dengan terselenggaranya kegiatan ini diharapkan dapat memebantu siswa mengenali kondisi lapangan di industri juga mampu meningkatkan ketrampilan proses yang dimiliki dan telah di ajarkan di laboratorium.
2.    Dengan terselenggaranya kegiatan ini dapat melatih siswa untuk tanggung jawab dalam bekerja dengan dimplementasikan pada penyusunan laporan kegiatan setelah kunjungan industri.
3.    Dan semoga dengan terselesaikannya laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya sehingga dapat menambah wawasan mengenai proses industri gula disebuah pabrik.






BAB II
PROFIL PUSAT PERKEMBANGAN PERKEBUNAN GULA INDONESIA
(P3GI)

A. Profil P3GI
P3GI adalah lembaga penelitian tebu tertua di Indonesia,didirikan di Pasuruan pada 9 Juli 1887 dengan nama Proefstation Oost Java  (POJ), pada masa kolonial Belanda. Tahun 1930 P3GI menghasilkan “the wonder cane of the world (POJ-2878) dan dapat menyelamatkan industri gula dari serangan penyakit “sereh” . Tahun 1957 P3GI diserahkan oleh Pemerintah Belanda ke Pemerintah Indonesia dan diberi nama BP3G . Tahun 1987 BP3G berganti nama menjadi P3GI . Tahun 1996 P3GI adalah anggota dari Lembaga Riset Perkebunan Indonesia milik  Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia (APPPI) .
Tahun 2010 P3GI menjadi salah satu unit PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN), perusahaan swasta yang didirikan oleh PT Perkebunan Nusantara.  Sampai saat ini P3GI masih memiliki peran penting pada industri gula di Indonesia.
SDM (2014):
Jumlah tenaga kerja 168 . 37 peneliti dengan berbagai disiplin ilmu (on farm dan off farm)
Stake holder :
Petani tebu, Pabrik Gula/Perusahaan Gula (BUMN dan swasta) and Pemerintah
Asset :
Lahan & bangunan (± 155 ha), laboratorium (14), experimental plant (1), green houses (9), kebun percobaan (7 lokasi), plasma nutfah tebu (± 5.000 aksesi)
Ø  Bisnis Perusahaan
1.    Menyediakan teknologi dan rekomendasi kebijakan
2.    Diseminasi teknologi
3.    Layanan jasa penyelesaian masalah (problem solving)
4.    Pengawalan produktivitas tebu
5.    Studi kelayakan
6.    Audit energi dan proses gula

Ø  Visi dan Misi Perusahaan
VISI   : Menjadi mitra yang handal  bagi industri gula melalui paket teknologi dan tenaga ahli, baik dalam upaya mencari terobosan maupun pemecahan masalah.
MISI   :
1.    Mempelajari dan mencari upaya untuk menanggulangi kendala dalam pembangunan bidang pergulaan Nasional
2.    Mengidentifikasi dan mengupayakan pemecahan masalah-masalah yg dihadapi industri pergulaan dan  pabrik gula khususnya
3.    Melakukan kegiatan pengembangan dan pelayanan kepada perusahaan gula, demi mencapai efektifitas kerja dan efisiensi pengelolaannya dalam arti seluasnya
WILAYAH PENELITIAN :
    • Pemuliaan
    • Agronomi, ekologi & fisiologi
    • Proteksi tanaman (hama, penyakit, gulma)
    • Ilmu tanah
    • Proses pengolahan gula
    • Enjinering (alsintan dan pabrikasi)
    • Hasil samping dan limbah
    • Sosial ekonomi




Ø  Produk Perusahaan


PENGELOLAAN VARIETAS
PS851Untuk meningkatkan produktivitas tebu dilakukan penataan varietas yang sesuai eko lokasi dengan menggunakan rating varietas berdasarkan:
         Potensi hasil tebu
         Rendemen
         Karakteristik kemasakan dan ketahanan terhadap penyakit
         Rekomendasi: menanam 6-7 varieties per  PG



Ø  Produk lain yang di produksi
1.   HALEI ®  (Pupuk Majemuk)
halei1halei2
2.  SiPlus® (PUPUK SILIKAT)
3.  TEBU PLUS® (Pupuk Hayati)
Kandungan:
§  Beberapa spesies  bakteri penambat N (Gluconacetobacter diazotrophicus, Azospirillum sp., Klebsiella sp.)
§  Phosphate  dissolving bacteria (Pseudomonas sp.)
§  Phytohormone
Karakteristik
         Mikroba dapat hidup dalam sel tebu tanpa dampak patogenik
         Mempunyai agen hayati murni sampai dengan 100% dan dapat disimpan sampai dengan 2 tahun tanpa penurunan viabilitas
         Aman untuk binatang, manusia dan tanaman karena produk yang ramah lingkungan
Keuntungan
         Menurunkan penggunaan pupuk N
         Meningkatkan protas dan gula
         Memperbaiki biosfer tanah

Ø  Teknologi yang di hasilkan
1.   Serodiagnosis untuk deteksi dini RSD
Mendeteksi RSD secara cepat dan akurat
Diaplikasikan pada:
a.    Monitoring penyakit
b.    Sertifikasi benih
c.    Uji ketahanan
Plate ELISA 2infected xylem-phloemelisa reader

2.   MIST ELIMINATOR
Mist Eliminator2Sunantyo1
·         Mengurangi kehilangan gula pada   evaporator
·         Mengurangi polusi dalam air kondensor

3.   Technology untuk menghemat air & aman lingkungan
Biotray
Mikroorganisme           : Thermofilik
Kemampuan reduksi      :   90 %
COD load                    :   4687 g/m3/d
Kegunaan                     :
ü  Menghindari akumulasi polutan dari air kondensor
ü  Menghindari keasaman  air proses dankerusakan alat
ü  Sirkusi air kondensor dapat dilakukan lebih dari 90 % tanpa polusi  dan masalah keasaman


4.   Teknologi untuk mengelola limbah cair  PG (Sistem Aerasi Lanjut (SAL)
sal1 JPG copy
Spesifikasi :
Mengurangi agen polutan organik dalam sistem lagoon aerasi & kolam konvensional dengan menggunakan mikroorganisme INOLA (sistem terbuka)
Keuntungan : Mengurangi COD and BOD sampai dengan 95 %



5.   CORE SAMPLER
Terdiri dari:
o   Core Sampler
o   Shreeder
o   Hydraulic Press
Keuntungan:
§  Pengambilan sample tebu individu di atas truk
§  Mendistribusikan rendemen secara adil berdasarkan kuantitas dan kualitas tebu
§  Meningkatkan suplai tebu berkualitas ke PG
§  Tidak mengganggu kapasitas giling
core sampler 2
6.   BIOSIDA
         Non oksidasi biosida (tidak menyebabkan korosif)
         Inhibitasi pertumbuhan mikroorganisme dalam nira tebu
         Menurunkan kehilangan gula
         Meningkatkan kebersihan gilingan
          
Ø  Pelayanan jasa
1.   PERFORMANCE TEST PABRIK GULA
tebu-gilinganMelaksanakan audit pabrik untuk assess efisiensi PG
Spesifikasi:
Audit  stasiun energi, stasiun gilingan, stasiun pemurnian dan stasiun masakan
Keuntungan:
Menentukan efisiensi boiler, gilingan dan proses



2.   STUDI KELAYAKAN
1. Membangun PG baru
2. Pabrik Bio Ethanol
3. Pabrik gula rafinasi
4. Peningkatan kapasitas pabrik gula
5. Rehabilitasi PG
6. Pengembangan energi PG
Keuntungan:
v  Menentukan kelayakan teknik dan finansial
3.   ANALISIS DAN KALIBRASI
1. Analisa tanah, daun dan pupuk
2. Analisa produk PG (gula & tetes)
3. Analisa hasil proses, hasil samping PG
4. Analisa limbah PG
5. Kalibrasi peralatan laboratorium
6. Kalibrasi peralatan pengendali proses PG
Keuntungan:
v  Kualitas hasil & bahan untuk produksi terkendali
v  Akurasi pengukuran peralatan
4.   JASA SUPERVISI & KONSULTATIF
1. Penyiapan business plan perusahaan
2. Teknologi budidaya
3. Proses pengolahan gula
Keuntungan:
v  Perusahaan dapat menyusun rencana lebih riil
v  Teknologi dapat diterapkan optimal
v  Produktivitas dapat ditingkatkan
5.   PELATIHAN TEKNIS

1. Varietas dan bahan tanam
2. Sistem budidaya tebu
3. Hama dan penyakit
4. Manajemen tebang, muat, angkut
5. Proses masak gula
6. Proses pembuatan Ethanol
7. Pengelolaan limbah
8. Analisa usahatani tebu
9. Dinamika kelompok tani
Keuntungan:
v  Diseminasi teknologi baru



















BAB III
PENGERTIAN GULA
Sumber gula di Indonesia sejak masa lampau adalah cairan bunga (nirakelapa atau enau, serta cairan batang tebu. Tebu adalah tumbuhan asli dari Nusantara, terutama di bagian timur.
Ketika orang-orang Belanda mulai membuka koloni di Pulau Jawa kebun-kebun tebu monokultur mulai dibuka oleh tuan-tuan tanah pada abad ke-17, pertama di sekitar Batavia, lalu berkembang ke arah timur.
Puncak kegemilangan perkebunan tebu dicapai pada tahun-tahun awal 1930-an, dengan 179 pabrik pengolahan dan produksi tiga juta ton gula per tahun[1]. Penurunan harga gula akibat krisis ekonomi merontokkan industri ini dan pada akhir dekade hanya tersisa 35 pabrik dengan produksi 500 ribu ton gula per tahun. Situasi agak pulih menjelangPerang Pasifik, dengan 93 pabrik dan prduksi 1,5 juta ton. Seusai Perang Dunia II, tersisa 30 pabrik aktif. Tahun 1950-an menyaksikan aktivitas baru sehingga Indonesia menjadi eksportir netto. Pada tahun 1957 semua pabrik gula dinasionalisasi dan pemerintah sangat meregulasi industri ini. Sejak 1967 hingga sekarang Indonesia kembali menjadi importir gula.
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atauminuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula, atau aren. Meskipun demikian, terdapat sumber-sumber gula minor lainnya, seperti kelapa. Sumber-sumber pemanis lain, seperti umbi dahlia, anggur, atau bulir jagung, juga menghasilkan semacam pemanis namun bukan tersusun dari sukrosa sebagai komponen utama. Proses untuk menghasilkan gula mencakup tahap ekstraksi (pemerasan) diikuti dengan pemurnian melalui distilasi (penyulingan).
Negara-negara penghasil gula terbesar adalah negara-negara dengan iklim hangat seperti Australia, Brasil, dan Thailand. Hindia-Belanda (sekarang Indonesia) pernah menjadi produsen gula utama dunia pada tahun 1930-an, namun kemudian tersaingi oleh industri gula baru yang lebih efisien. Pada tahun 2001/2002 gula yang diproduksi di negara berkembang dua kali lipat lebih banyak dibandingkan gula yang diproduksi negara maju. Penghasil gula terbesar adalah Amerika Latin, negara-negara Karibia, dan negara-negara Asia Timur.
Lain halnya dengan gula bit yang diproduksi di tempat dengan iklim yang lebih sejuk seperti Eropa Barat Laut dan Timur, Jepang utara, dan beberapa daerah di Amerika Serikat, musim penumbuhan bit berakhir pada pemanenannya di bulan September. Pemanenan dan pemrosesan berlanjut sampai Maret di beberapa kasus. Lamanya pemanen dan pemrosesan dipengaruhi dari ketersediaan tumbuhan, dan cuaca. Bit yang telah dipanen dapat disimpan untuk di proses lebih lanjut, namum bit yang membeku tidak bisa lagi diproses.
Pengimpor gula terbesar adalah Uni Eropa (UE). Peraturan pertanian di UE menetapkan kuota maksimum produksi dari setiap anggota sesuai dengan permintaan, penawaran, dan harga. Sebagian dari gula ini adalah gula "kuota" dari industry levies, sisanya adalah gula "kuota c" yang dijual pada harga pasar tanpa subsidi. Subsidi-subsidi tersebut danpajak impor yang tinggi membuat negara lain susah untuk mengekspor ke negara negara UE, atau bersaing dengannya di pasar dunia. Amerika Serikat menetapkan harga gula tinggi untuk mendukung pembuatnya, hal ini mempunyai efek samping namun, banyak para konsumen beralih ke sirup jagung (pembuat minuman) atau pindah dari negara itu (pembuat permen)
Pasar gula juga diserang oleh harga sirup glukosa yang murah. Sirup tersebut di produksi dari jagung (maizena), Dengan mengkombinasikannya dengan pemanis buatan pembuat minuman dapat memproduksi barang dengan harga yang sangat murah.

Kimia Gula

Secara kimiawi gula sama dengan karbohidrat, tetapi umumnya pengertian gula mengacu pada karbohidrat yang memiliki rasa manis, berukuran kecil dan dapat larut. Kata gula pada umumnya digunakan sebagai padanan kata untuk sakarosa (sukrosa). Pada bagian ini pengertian gula mengacu pada karbohidrat yang memiliki rasa manis, berukuran kecil dan dapat larut (dalam air).
Rasa manis yang biasa dijumpai pada tanaman terutama disebabkan oleh tiga jenis gula, yaitu sakarosa, fruktosa dan glukosa. Gula-gula ini berada secara sendiri-sendiri ataupun dalam bentuk campuran satu dengan yang lain. Madu merupakan larutan yang terdiri dari glukosa, fruktosa dan sakarosa dalam air, dengan komposisi sekitar 80% gula dan 20% air. Komposisi sesungguhnya sangat tergantung pada asal tanaman. Dalam pembuatan bir, pati (karbohidrat berukuran besar yang tidak manis) dari biji-bijian terpecah menjadi karbohidrat yang berukuran lebih kecil, salah satunya adalah gula malt (maltosa) yang memiliki sedikit rasa manis.
Satu-satunya gula utama yang dihasilkan oleh hewan adalah laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam semua susu hewan. Seluruh gula yang dicerna oleh hewan akan diubah di dalam hati menjadi glukosa, oleh karena itu gula di dalam darah hewan (dengan kata lain di dalam daging) adalah glukosa. Karena laktosa memiliki tingkat kemanisan yang lebih rendah dibandingkan fruktosa dan sakarosa, susu tidak memiliki rasa manis, meskipun kadar gulanya cukup tinggi (4,5% pada susu sapi, 7% pada ASI).
Selain lima jenis gula utama ini, terdapat ratusan jenis karbohidrat berukuran kecil lainnya yang terdapat pada tanaman dan susu, tetapi tidak satupun yang berasa sangat manis dan menarik secara komersial.


Gula
Struktur
Tingkat kemanisan dibandingkan dengan sakarosa
Sakarosa 
(glukosa + fruktosa)

100%
Glukosa
 
74%
Fruktosa
 
173%
Maltosa
(glukosa + glukosa)

33%
Laktosa 
(galaktosa + glukosa)
16%
Lebih jauh tentang kimiawi karbohidrat dapat dilihat pada topik Karbohidrat (sedang dalam tahap penyusunan)







BAB IV
PROSES PEMBUATAN GULA

A. PROSES PEMBUATAN GULA DI PABRIK MINI P3GI
·         Stasiun gilingan : untuk memerah nira tebu
·         Stasiun Pemurnian : untuk membuang zat non gula
·         Stasiun Penguapan : untuk menghangatkan nira
·         Stasiun Masakan : untuk pembuatan kristal gula
·         Stasiun Penyelesaian : untuk memisahkan gula dari masakan induk.
·        
Gambar Stasiun Gilingan
 
Gula didinginkan, dikemas, ditimbang dan dipasarkan









Gambar Stasiun Masakan
 
 










B. PROSES PEMBUATAN GULA DI PABRIK PADA UMUMNYA

PENGIRIMAN DAN PENIMBANGAN TEBU
Tebu dari kebun dikirim ke pabrik menggunakan beberapa model angkutan : trailer (tebu urai), truk bak dan truk loss bak (tebu ikat), melewati jembatan timbang dengan sistem komputerisasi untuk pengambilan data berat kotor, nomor petak, lokasi, jenis tebang, nama pelaksana tebang dan jam ditebang (kesegaran). Selanjutnya, truk dan trailer yang telah dibongkar, meninggalkan pabrik melewati jembatan timbang keluar untuk pengambilan data berat kendaraan kosong.
     
Ruang pusat kendali unit preparasi                            Timbangan tebu
dan ekstraksi

PENGENDALIAN OPERASIONAL PERALATAN PABRIK
Pengendalian peralatan pabrik pada masing-masing stasiun melalui ruang pusat kendali yang ditempatkan pada posisi paling leluasa bagi operator untuk memonitor aktivitas dan berhubungan dengan petugas jaga peralatan di lapangan. Pada bagian tertentu yang tidak memungkinkan bagi operator melihat langsung secara visual, dilengkapi dengan kamera CCTV dari pusat ruang kendali. Sistem pengendalian menggunakan programmable logic control (PLC) dipadukan dengan supervisory system sebagai piranti kendali dan informasi data trending.


Pelataran tebu dan peralatan penanganan tebu

PENANGANAN TEBU
Berbagai peralatan bongkar (unloading) tebu dipasang menyesuaikan dengan model angkutan yang ada, tebu yang diangkut menggunakan trailer dibongkar menggunakan side unloader yang terpasang pada 2 unit gantry crane, selanjutnya Hydraulic cane grab pada gantry crane bekerja menumpuk dan mengumpan pada cross cane carrier.
Wheel loader 
disamping digunakan untuk membongkar dan menumpuk tebu loss bak di pelataran juga dipergunakan sebagai sarana pengumpan dan perata pada main cane carrier. Untuk meningkatkan kapasitas umpan langsung padamain cane carrier , tahun 2001 dipasang 1 unit cane feeder table yang dilengkapi dengan hydraulic cane lifter yang dapat melayani tebu yang diangkut dengan trailer dan hydraulic truck tippler untuk melayani truk bak ataupun truk loss bak.
Pengisian dan preparasi tebu

PREPARASI TEBU
Sebelum tebu diperah pada unit gilingan, terlebih dahulu dilakukan preparasi untuk membuka sel-sel tebu, tebu diumpankan kedalam 1st. main cane carrierdari cross carrier #1, cross carrier #2 dan Feeder table diangkut menuju unit mesin pemotong pertama (1st. cane cutter), kemudian dengan 2nd. elevating cane carrier menuju unit pemotong tebu kedua (2nd. cane cutter), dan selanjutnya menggunakan unit heavy duty shredder hammer tebu dihancurkan. Tingkat open cell yang dicapai pada unit preparasi ini 90.92%.
Stasiun gilingan
EKSTRAKSI NIRA
Tahap pertama pengolahan adalah ekstraksi jus atau sari tebu. Di kebanyakan pabrik, tebu dihancurkan dalam sebuah serial penggiling putar yang berukuran besar. Cairan tebu manis dikeluarkan dan serat tebu dipisahkan, untuk selanjutnya digunakan di mesin pemanas (boiler). Di lain pabrik, sebuah diffuser digunakan seperti yang digambarkan pada pengolahan gula bit. Jus yang dihasilkan masih berupa cairan yang kotor: sisa-sisa tanah dari lahan, serat-serat berukuran kecil dan ekstrak dari daun dan kulit tanaman, semuanya bercampur di dalam gula.

Boiler dan pembangkit tenaga listrik
BOILER DAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
3 unit boiler dengan kapasitas terpasang masing-masing : No.1 = 120 ton/jam; No.2 = 80 ton/jam; dan No.3 = 120 ton/jam dengan tekanan kerja masing masing 20kg/cm2G. Energi potensial uap yang dibangkitkan digunakan untuk menggerakkan 3 buah back pressure turbo-alternator yang masing masing mampu membangkitkan tenaga listrik sebesar 5MW, juga digunakan untuk menggerakkan turbin uap penggerak unit preparasi (cane cutter dan shredder)dan unit ekstraksi (gilingan). Pada masa tidak giling (off-season) 1 unit boiler tetap beroperasi dan memanfaatkan bahan bakar (ampas tebu) kelebihan dari masa giling untuk melayani kebutuhan uap penggerak turbine generator dalam memenuhi kebutuhan listrik perumahan divisi I s/d divisi VI, perkantoran,maintenance peralatan di pabrik dan pompa irigasi pertanian.
Clarifier dan Vacuum filter
PEMURNIAN
Pemisahan kotoran dilakukan dalam bejana pengendap single tray SRI clarifier ( yang telah dimodifikasi menjadi perforated clarifier ) yang merupakan rangkaian tahapan pengaturan suhu, pH, waktu dan penambahan bahan pembantu (susu kapur, gas belerang dan flokulan). Tingkat kekeruhan(turbidity) nira yang dicapai pada level 70 - 100 derajat NTU. Endapan kotoran dari clarifier dicampur dengan bagacillo kemudian ditapis menggunakan 6 buah vacuum filter menghasilkan limbah padat berupa blotong (filter cake)yang kemudian dikirim kembali ke kebun sebagai pupuk organik.

Evaporator
PENGUAPAN (EVAPORATION)
Proses pengentalan nira jernih dilaksanakan dengan bejana penguap(evaporator). Guna meminimalisasikan kebutuhan uap, stasiun evaporatordirancang dengan konsep maximum vapour bleed. Bejana (evaporator)disusun dengan sistem quintuple effect yang terdiri dari sembilan buah bejana jenis Roberts. Uap dari badan pertama digunakan sebagai media pemanas badan kedua, pan kristalisasi "A" dan bejana pemanas nira tersulfitir. Uap dari badan dua digunakan untuk media pemanas pada pan kristalisasi "C". Evaporator dibersihkan secara periodik setiap dua minggu sekali dengan cara kimiawi selama 12 jam. Brix nira kental dijada pada level 52-55%.
Vacuum Pans
KRISTALISASI
Kristal gula dibuat dalam Vacuum Pans melalui proses pembesaran kristal hingga mencapai ukuran yang dikehendaki dengan cara memasukkan nira kental (syrup), gula leburan, molasses kedalam pans pada kondisi temperatus dan vacuum yang terkendali. Hasil resultan dari kristalisasi adalah berupamassecuite (campuran kristal gula dengan molasses). Tingkatan masak (kristalisasi) dilaksanakan dengan sistem ABC. Kristalisasi untuk "A" dan "B"Massecuite dikerjakan dengan menggunakan batch pan yang dilengkapi dengan pengaduk, sedangkan untuk "C" massecuite dikerjakan dengan continous pan. Nira kental, leburan gula "B" dan "C" sebagai bahan masakan "A" massecuite. Bahan masakan "B" massecuite berasal dari "A" molasses dan nira kental. Bahan masakan "C" massecuite berasal dari "B" molasses dan bibitnya menggunakan "A" molasses.
Batch centrifugal dan Continuous centrifugal

PEMISAHAN KRISTAL GULA DAN MOLASSES
Bila satu siklus proses masak pembesaran kristal telah selesai, massecuite darivacuum pans kristalisasi dituangkan kedalam strike receiver sambil melanjutkan pertumbuhannya. Kristal gula dipisahkan dari molasses menggunakan sebuah basket berlubang yang diputar sampai pada kecepatan tertentu sehingga molasses terlepas dari kristal gula akibat gaya sentrifugal(centrifugals machine). Pemisahan "A" massecuite menggunakan batch centrifugals menghasilkan kristal gula SHS (produk) dan "A" moolasses. Pemisahan "B" massecuite menggunakan continuous centrifugals menghasilkan gula "B" dan "B" molasses, pemisahan "C" massecuite menggunakan continuous centrifugals menghasilkan gula "C" dan final molasses.

Pengemasan

PENANGANAN DAN PENGEMASAN PRODUK
Setelah proses pemisahan kristal gula produk (SHS) dikondisikan melalui sebuah unit fluidized bed vibrating cooler dengan maksud untuk menurunkan tingkat kelembaban serta meningkatkan kualitas penyimpanan, kemudian dilakukan pemilahan ukuran butiran menggunakan vibrating screen. Kristal gula kemudian ditampung dalam sugar bin untuk selanjutnya dilakukan penimbangan dan pengemasan. Sensor pengirim sinyal bobot pada timbangan digunakan jenis load cell. Untuk menjamin keakuratan berat kristal dalam kemasan, mekanisme kerja mesin timbangan dan pengemasan bekerja secara integral yang dikendalikan secara otomatis. Setiap informasi penyimpangan terekam dan secara otomatis sistem memberi peringatan.







LAMPIRAN (FOTO)

§  



                                                                                                                                                                                             
PENUTUP

Kesimpulan
        Semoga dengan adanya “LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI” ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan laporan ini. Saya meminta maaf atas segala kekurangan di laporan ini, baik dalam segi hal penulisan maupun dalam hal lain yang kurang jelas. Dari serangkaian materi dalam kunjungan industri kami yang diberikan oleh para pembimbing memberi manfaat bagi diantaranya :
·      Wawasan saya bertambah luas
·      Banyak hal baru yang saya dapatkan di industrI Penelitian gula tersebut
·      Semua materi yang telah saya dapatkan dapat menjadi bekal kami dalam menghadapi dunia kerja atau industri suatu hari nanti
          Demikian, diharapkan siswa menjadi terampil dan memiliki sikap disiplin serta semangat yang tinggi jika sudah terjun di dunia industri.

Saran dan Kritik
        Saya menyadari bahwa kami sebagai murid masih jauh dari kesempurnaan. Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mengerjakan semua materi dan praktek yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, saya mohon kesabaran dalam pemberian materi dari para pembimbing agar kami lebih bisa memahami serta dapat mengerjakan materi dan praktek selanjutnya dengan baik.
                                                                                                Penyusun     

                                                                                                  Akromatus Safitri




DAFTAR PUSTAKA


















 

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar

komentarinn yaa=D